Tuesday, July 3, 2018

Menikah di Usia Ideal


Lulus kuliah lalu bisa profesi berarti tinggal satu tahap lagi yang perlu diseriusi untuk lanjut ke tahap selanjutnya. Pastinya pernah mengalami kondisi di mana selalu ditanya, “Kapan nikah?” Tak sedikit yang dongkol ditanya soal ini. Siapa malah yang pernah ditanya “kapan nikah” tentunya setuju jika menikah itu bukan perkara mudah.

Nah, menikah inilah yang perlu mendapatkan perhatian serius bagi yang akan menuju tahap ini. Kenapa semestinya serius? Alasannya sederhana. Pastinya harapan setelah menikah ialah menjalani kehidupan yang harmonis bersama pasangan sampai hari tua nanti. Kebayang tentunya jika yang terjadi sebaliknya. Siapa malah tak ingin yang buruk-buruk terjadi dalam pernikahannya. Bagi yang punya rencana ke depan untuk menikah, lazimnya bertanya-tanya kapan idealnya untuk menikah?

Ada yang bilang menikah itu bagusnya jika telah mapan secara ekonomi, minimal punya profesi dan daerah tinggal. Persoalannya, jika itu tolok ukurnya, bagaimana yang telah usia 30-an, tapi belum mapan? Apakah pantang bagi mereka untuk menikah? Meskipun, usia tersebut telah dikategorikan usia matang untuk menikah.

Lain lagi jika semisal baru lulus kuliah lalu menikah, ini persoalannya terletak seberapa siap mental yang dimiliki untuk menjalani hidup berumah tangga bersama pasangan. Belum siap mental dan materi, lebih bagus tunda dulu rencananya. Ketimbang nantinya, menjalani kehidupan sebagai suami istri tak gembira.


Mengutip apa yang diperkenalkan ayonikah.com, menikah di usia ideal itu tergantung dari sudut pandang ekonomi dan masa depan. Dengan menggunakan buah hati sebagai parameter mulai dari usia saat melahirkan buah hati pertama, saat buah hati masuk SD, saat buah hati masuk SMP, saat buah hati masuk SMA, saat buah hati masuk perguruan tinggi, saat buah hati lulus perguruan tinggi, sampai saat buah hati menikah, dikenal usia ideal menikah itu mulai dari 25-28 tahun.

Adakah yang punya rencana ingin menikah pada usia tersebut? Berikut ini ialah hal-hal yang perlu dikenal bagi yang baru mulai berkarier dan benar-benar punya rencana untuk menikah.

Bagaimana malah, jadi atau tidaknya menikah dengan modal sendiri akan terwujud asalkan disiplin dalam mengalokasikan gaji untuk dana nikah. Karena ada saja hal-hal yang lazimnya berupa godaan konsumtif yang mengalihkan fokus menabung untuk nikah menjadi menabung untuk hura-hura. Nah, jika telah begini, bisa gagal jadinya menciptakan cita-cita membangun keluarga gembira bersama pasangan. Jadi, alangkah bagusnya untuk selalu ingat tiap-tiap gajian ada prioritas yang selalu diutamakan, ialah menabung untuk nikah.

No comments:

Post a Comment

Hal Sepele ini Bisa Membuat Rumah Tangga ‘Ambruk’

Dalam rumah tangga, menyatukan dua kepala yang mempunyai pemikiran masing-masing tidaklah gampang. Sehingga adakalanya hal yang sifatnya...