Wednesday, August 1, 2018

Hal Sepele ini Bisa Membuat Rumah Tangga ‘Ambruk’


Dalam rumah tangga, menyatukan dua kepala yang mempunyai pemikiran masing-masing tidaklah gampang. Sehingga adakalanya hal yang sifatnya simpel dan remeh bisa memicu problem yang bisa mempengaruhi masa depan rumah tangga.

Saat menjadi pengantin baru, segala terasa seolah tak ada satu bahkan yang bisa mengganggu relasi suci ini. Ke mana-mana selalu bersama dan dunia seolah milik berdua.

Namanya juga sedang kasmaran, rasa sayangnya seolah-olah tak bisa dilawan. Ke mana-mana berharap selalu berdua. Berharap ke mall, makan, dan sebagainya inginnya selalu berdua. Untuk waktu ke kamar ganti baju di mall tak berdua juga. Dapat-bisa kena nyinyir orang-orang di sekitar.

Bukan cuma kesibukan remeh di atas saja yang selalu berharap dilakukan bersama-sama dalam berumah tangga, soal keuangan bahkan sepertinya ikut semestinya dilakukan berdua. Tapi justru soal keuangan ini yang tak jarang memunculkan problem dan membikin rumah tangga tak harmonis.

Pengeluaran bulanan yang tak terkendali umumnya dari tradisi sebelum menikah umumnya menjadi biang keladi relasi dan keuangan keluarga kecil yang baru dibina ini awut-awutan. Oleh sebab itu tips keuangan untuk pengantin baru ini sangatlah penting. Dan itu jadi salah satu prasyarat penting menjalin relasi berumah tangga.

Apabila keduanya tak ada yang tahu dasar penguasaan keuangan keluarga namun memaksa menikah, maka bersiaplah menghadapi badai yang berujung pada kata 'bubar' cuma sebab problem keuangan.

Sebelum mengalami segala “mimpi buruk” itu, betapa lebih bagus bila Anda memahami tips keuangan bagi pengantin baru sebagai berikut:

1. Biasakan Saling Terbuka

Jangan berharap enaknya saja dan yang tak sedap dilalaikan begitu saja. Dapat-bisa menjadi ‘bom’ waktu yang siap meledak kapan bahkan. Apabila mempunyai bisnis dan sedang mengalami kesusahan, maka jangan segan untuk cerita pada pasangan. Tujuannya, biar sama-sama menghemat pengeluaran dan tak terjadi pembengkakan.

Sebaliknya, bila ada rezeki, juga jangan membisu-membisu saja. Beritahukan terhadap pasangan Anda. Sehingga bisa memastikan bersama untuk apa saja. Pilihan bijaknya tentu untuk ditabung atau guna menambah modal usaha. Atau, bahkan berharap dihabiskan saja sebab telah ada pos tersendiri untuk ditabung. Asalkan segala telah didiskusikan sebelumnya, sehingga tak ada problem di kemudian hari.

Misal juga, bila Anda dan pasangan berharap menyatukan rekening, itu juga bisa dan legal-legal saja. Atau setuju masing-masing saja. Dipisah, antara buat Anda sendiri, punya pasangan dan untuk kebutuhan rumah tangga. Apabila demikian, segala akan berjalan bagus-bagus saja asalkan Anda dan pasangan telah setuju sebelumnya.

2. Biasakan Mengerjakan Manajemen Keuangan

Ibarat punya kapal yang bagus, besar, dan kuat, namun nahkodanya tak mumpuni, besar kemungkinan kapal itu tak akan mencapai tujuan. Kiasan ini juga berlaku pada sebuah rumah tangga. Tanpa adanya seorang yang cakap membatasi manajemen keuangan, maka target finansial juga akan sulit dicapai dan tujuan berumah tangga bisa jauh dari keinginan.

Oleh sebab itu, tentukan siapa yang akan membatasi keuangan keluarga. Dialah yang akan membikin bujet dan memasikan layak dengan kondisi keuangan. Lebih bagus, cuma ada satu orang saja yang memiliki wewenang, umpamanya istri, dan suami bisa sebagai pengawasnya.

Apabila si manajer salah langkah, pengawas lah yang akan turun tangan. Ini bukan berarti pengawas selalu ikut campur. Pengawas tugasnya yakni mengawasi, bukan ikut-ikutan mengurus.

3. Ke Mana Tujuan Keuangan?

Semua telah siap, namun tujuan tak ada. Lalu bagaimana? Sampai kapan bahkan Anda tak akan mencapai tujuan itu. Tentukan target jangka pendek dan panjang keuangan keluarga. Ini penting, agar segala tahu ke mana arah tujuan keuangan Anda.

Misalnya, target jangka pendek berharap membeli rumah atau kendaraan. Berharap secara kredit atau tunai? Padahal target janga panjang yakni menyiapkan tarif kelahiran sampai pengajaran buah hati. Saja tujuannya, pastikan itu segala telah didiskusikan berdua. Tak lupa, pastikan Anda dan pasangan menjalani janji bersama.

4. Masukkan Ego ke Dalam Laci

Istilah satir ini setidaknya juga menjadi unsur yang mempengaruhi harmonis tidaknya ruh tangga. Karena perselisihan yang tak kunjung berakhir tak jarang berawal dari komunikasi metode komunikasi yang salah.

Komunikasi yang bagus semestinya bersifat dua arah. Saling menyatakan anggapan legal-legal saja, namun mencapai kata mufakat yang yakni jalan tengah yakni hal utama. Dalam berumah tangga, telah tak berlaku lagi menonjokan ego asing-masing.

Komunikasi penting agar semuanya tak menjadi sesuatu yang salah paham. Setiap ada problem, komunikasikan agar menemukan solusi bersama. Khusus lagi soal keuangan, semestinya dikomunikasikan bersama.

Saat ikrar terucap mengaruhi bahtera rumah tangga sehidup semati, menyatukan dua kepal yang berbeda tidaklah gampang. Padahal demikian, bukan hal mustahil menjalaninya dengan teduh ayem (baca: hening tentram dan teduh). Tentu bukan tanpa metode untuk menerapkannya hidup berumah tangga yang harmonis.

Menjadi pengantin baru, menjalani keuangan adakalanya menjadi tantangan tersendiri. Karenanya telah menjadi kewajiban akan pentingnya kesanggupan mengelola rumah tangga dengan bagus. Tanpa memandang keempat hal hal yang demikian di atas, bisa jadi mengalami problem-problem kecil yang timbul dan berakibat fatal.

Tentu, upaya ini semestinya dilakukan bersama-sama. Akan sulit bila yang menjalaninya cuma satu pihak saja. Karenda pada dasarnya pengertian menjadi dasar berumah tangga. Jangan remehkan hal-hal kecil mengawali hidup baru Anda bila tak berharap rumah tangga ‘roboh’.

Apabila Anda dan pasangan telah sama-sama memahami pentingnya mengelola keuangan bersama ini, maka akan gampang menjalani biduk rumah tangga. Selamat membina keluarga kecil yang bersuka cita sampai akhir hayat!

Hal Sepele ini Bisa Membuat Rumah Tangga ‘Ambruk’

Dalam rumah tangga, menyatukan dua kepala yang mempunyai pemikiran masing-masing tidaklah gampang. Sehingga adakalanya hal yang sifatnya...